Saat berkunjung ke Myanmar, jangan hanya ke kota Yangon saja, tapi cobalah untuk mengunjungi sebuah kota kecil yang bernama Nyaung Shwe, jaraknya sekitar 10 jam perjalanan kita tempuh dengan bus dari kota Yangon. Di sini kita bisa melihat kehidupan penduduk lokal di atas danau. Terletak di distrik Taunggyi, Propinsi Shan, Danau Inle merupakan danau terbesar kedua di Myanmar. Karena kehidupan masyarakatnya ada di atas danau, maka menyewa perahu adalah suatu keharusan saat di sini. Setelah tawar menawar dengan pemilik perahu, akhirnya kita mendapat harga 18 ribu Kyats atau sekitar Rp 173.000,- untuk menyusuri perahu mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore ( selama 9 jam). Kapasitas perahu 7 orang penumpang, tapi kita sengaja menyewa untuk berdua saja agar lebih fleksibel waktunya. Ada hal unik yang banyak dibicarakan orang mengenai Danau Inle, yakni: kebiasaan nelayan yang mengayuh perahu dengan kakinya. Ya, meskipun mereka memiliki mata pencaharian utama bercocok tanam, tetap saja mereka mencari ikan di sekitar danau. Mereka mendayung perahu dengan hanya bertumpu pada satu kaki. Hal ini karena kaki yang satunya digunakan sebagai alat dayung, sedangkan tangan mereka difungsikan untuk memegang jala yang dilepaskan ke danau. Danau inle ini ditumbuhi dengan ganggang dan rumput laut. Ketika mendayung seringkali dayung mereka tersangkut, sebab itulah mereka menggunakan tenaga kaki untuk mendayung. Hal ini sudah dilakukan sejak jaman dahulu dan menjadi tradisi suku Intha Selama menyusuri danau inle kita disuguhi pemandangan restoran, hotel, bar, rumah penduduk yang terbuat dari kayu yang dibangun di atas danau dan juga kuil. Perahu kitapun mampir sebentar ke tempat asrama biksu. Di dalam nya terdapat juga tempat untuk membeli beberapa souvenir khas Myanmar. Dari asrama biksu, kita diajak melihat Floating Garden, tempat penduduk lokal bercocok tanam seperti tomat, dan timun. Mata pencaharian utama dari masyarakat Suku Intha ini memang bercocok tanam, karena itulah mereka pun mengembangkan ide bertanam yang unik, yaitu dengan membuat kebun terapung. Masyarakat Suku Intha membuat kebun ini dari rumput laut yang ada di dasar danau. Mereka membuat petak-petak lahan basah dari rumput-rumput tersebut dan disangga dengan batang bambu. Perahu melaju dengan lancar meski kadang melewati jalan sempit seperti gang dengan kayu di kiri kanannya. Jika di jalan raya kita menemukan gundukan yang kita kenal dengan istilah “polisi tidur”, di danau juga ada, mereka memasang dengan beberapa ruas bambu berukuran besar yang membentang di atas danau. *(ARnie)
0 Comments
Leave a Reply. |
MYANMAR
Mata Uang :
Burmese Kyat (MMK) 1 MMK = 9.23756 IDR Last updated: 2019-01-04 TRAVELLING
Jalan Jalan ke Bangkok, Thailand
Berlayar menyusuri Danau Galilea di Israel Guang Dong Folk Art Museum di Guangzhou, China Ruins of St. Paul's MACAU Jalan Jalan ke Manila, Filipina |